INCA Residence Seputar Residence Apartemen Micro Unit: Hidup Ringkas di Kota Besar

Apartemen Micro Unit: Hidup Ringkas di Kota Besar


Micro Unit

Waktu pertama kali pindah ke Jakarta untuk kerja, aku nggak kepikiran buat beli atau sewa apartemen besar. Selain mahal, jujur aja aku juga jarang di rumah—lebih sering di kantor, coworking, atau ngopi di luar. Jadi waktu ditawari unit apartemen tipe micro unit, aku langsung tertarik.

Unit ini cuma 21 meter persegi. Tapi anehnya, semua terasa cukup. Ada tempat tidur, dapur mungil, kamar mandi, dan bahkan sedikit ruang kerja. Dari situ aku mulai memahami filosofi hidup di kota besar: lebih penting fungsi daripada ukuran.

Apa Itu Micro Unit?

Micro Unit

Apartemen micro unit adalah hunian berukuran kecil (biasanya 15–30 m²) yang didesain untuk efisiensi maksimal. Biasanya terdiri dari satu ruang multifungsi (ruang tidur, ruang tamu, dapur kecil) dan satu kamar mandi.

Beberapa bahkan menggunakan sistem modular furniture—seperti tempat tidur yang bisa dilipat jadi sofa, atau meja makan yang bisa masuk ke dinding saat tidak dipakai.

Micro unit banyak ditemukan di kota-kota besar dengan kepadatan tinggi dan harga properti mahal, seperti Tokyo, New York, Hong Kong, dan belakangan ini juga di Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Siapa Penghuni Micro Unit?

Aku pernah ngobrol sama tetanggaku di micro apartment yang lain. Penghuninya ternyata beragam:

  • Profesional muda atau fresh graduate yang kerja di pusat kota

  • Pasangan muda yang baru menikah dan belum punya anak

  • Mahasiswa atau pelajar internasional

  • Digital nomad atau remote worker goltogel

  • Investor yang menyewakan untuk short stay / bulanan

Rata-rata mereka mencari hunian yang strategis, fungsional, dan tidak mahal. Ruang kecil bukan masalah, selama kebutuhan dasar terpenuhi.

Keuntungan Tinggal di Micro Unit

1. Hemat Biaya

Biaya sewa atau cicilan jelas lebih ringan. Aku bayar separuh dari teman yang tinggal di apartemen tipe 2BR. Belum lagi listrik dan air juga lebih murah karena ruang yang kecil bikin penggunaan efisien.

2. Lokasi Strategis

Sebagian besar micro unit dibangun di pusat kota atau dekat transportasi publik (MRT, halte TransJakarta, stasiun KRL). Aku cuma butuh 10 menit jalan kaki ke kantor. Nggak perlu ngeluarin uang untuk bensin, tol, atau parkir.

3. Gaya Hidup Minimalis

Karena ruang terbatas, kita dipaksa untuk memilah barang. Nggak bisa asal beli, nggak bisa numpuk. Setiap barang harus punya fungsi ganda atau nilai emosional. Lama-lama jadi sadar: yang penting bukan jumlah barang, tapi fungsinya.

4. Mudah Dirawat

Bersih-bersih? Nggak perlu waktu satu jam. Cukup 15 menit, semua area udah kelar. Waktu yang hemat ini bisa dipakai buat hal lain—belajar, olahraga, atau sekadar istirahat.

5. Desain Efisien

Sebagian micro unit udah dirancang dengan layout cerdas: kitchen set built-in, lemari tanam, meja kerja lipat, bahkan tempat tidur bertingkat. Semua terlihat compact tapi tetap nyaman.

Tantangan Tinggal di Micro Unit

Tentu saja ada juga sisi menantangnya:

1. Keterbatasan Ruang

Nggak ada ruang tamu luas buat nerima banyak tamu. Kadang harus ganti-ganti fungsi ruangan dalam sehari. Misalnya: pagi jadi ruang kerja, malam jadi kamar tidur.

2. Masalah Penyimpanan

Kalau kamu hobi koleksi sepatu, buku, atau alat masak, siap-siap putar otak buat nyimpen. Aku akhirnya pakai box transparan yang disusun ke atas biar hemat tempat.

3. Privasi Minim (Kalau Tinggal Berdua)

Kalau kamu tinggal sama pasangan, privasi bisa jadi isu karena ruangnya sangat terbuka. Tapi dengan komunikasi dan pengaturan zona, semuanya bisa diatasi.

4. Tidak Cocok untuk Keluarga

Kalau udah punya anak atau butuh ruang kerja tetap, micro unit jelas kurang memadai. Tapi untuk masa transisi atau gaya hidup urban, sangat cocok.

Tips Menata Micro Unit Agar Nyaman

Dari pengalamanku sendiri, ini beberapa tips biar micro unit tetap terasa lapang dan nyaman:

  1. Gunakan warna netral dan terang – putih, abu muda, krem. Memberi kesan luas.

  2. Pilih furniture multifungsi – tempat tidur dengan laci di bawah, meja lipat, rak tempel.

  3. Manfaatkan dinding – untuk gantungan, rak apung, dan lemari vertikal.

  4. Gunakan cermin – trik klasik untuk menciptakan ilusi ruang.

  5. Kurangi sekat permanen – lebih baik gunakan tirai atau lemari sebagai partisi.

Aku bahkan pernah pakai tirai tipis untuk memisahkan area tidur dan dapur. Efeknya lumayan banget!

Micro Unit sebagai Investasi Properti

Buat kamu yang lagi mikir investasi, apartemen micro unit punya beberapa keunggulan:

  • Harga beli lebih rendah, cocok untuk investor pemula

  • Return sewa tinggi, terutama untuk harian atau bulanan di pusat kota

  • Pasar penyewa luas, karena banyak anak muda urban mencari hunian praktis

  • Perawatan lebih mudah, karena unit kecil

  • Potensi apresiasi, terutama di lokasi transit-oriented development (TOD)

Kuncinya ada di lokasi, developer, dan desain unit. Pilih yang punya nilai tambah seperti akses transportasi dan fasilitas bersama (gym, laundromat, coworking).

Tren Micro Living di Dunia

Negara-negara besar sudah lama menerapkan konsep micro living:

  • Tokyo: apartemen 9–12 m² jadi standar, lengkap dengan kamar mandi dan dapur kecil.

  • New York: banyak unit sewa 20 m² dengan harga premium karena lokasinya.

  • Hong Kong: bahkan ada yang tinggal di “coffin home” karena keterbatasan lahan.

  • Amsterdam & Berlin: micro unit jadi solusi hunian pelajar internasional dan profesional muda.

Dan Indonesia pun mulai mengadopsi tren seputar residence ini, terutama di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Apakah Micro Unit Masa Depan Perkotaan?

Jawabannya menurutku: ya, untuk segmen tertentu. Bukan untuk semua orang, tapi sangat pas untuk:

  • Mereka yang hidup sendiri dan mobile

  • Pekerja yang butuh hunian dekat kantor

  • Mahasiswa yang butuh tempat tinggal semi-permanen

  • Investor yang ingin properti dengan cashflow stabil

Dengan urbanisasi yang terus meningkat, micro unit bisa menjadi jawaban realistis untuk hunian terjangkau dan efisien.

Micro Unit dan Gaya Hidup Berkelanjutan

Hal yang aku suka dari micro unit adalah efek samping positif terhadap lingkungan:

  • Konsumsi listrik dan air lebih hemat

  • Furnitur dan barang rumah tangga lebih sedikit

  • Dorongan untuk memilah dan mengurangi limbah

  • Promosi gaya hidup low waste dan mindful living

Beberapa developer bahkan sudah menambahkan panel surya, sistem pengelolaan air hujan, dan dinding hijau untuk mendukung keberlanjutan.

Apakah Micro Unit Cocok Buat Kamu?

Kalau kamu…

  • Hidup sendiri atau berdua

  • Lebih banyak beraktivitas di luar

  • Ingin hemat biaya

  • Suka konsep hidup minimalis

  • Butuh lokasi strategis

…maka micro unit bisa jadi opsi menarik.

Tapi kalau kamu butuh ruang ekstra, sering kerja dari rumah, atau ingin bangun keluarga, mungkin ini hanya cocok untuk jangka pendek atau investasi.

Kesimpulan

Tinggal di micro unit bukan berarti hidup dalam keterbatasan. Justru, aku merasa lebih bebas dan ringan karena hanya dikelilingi oleh hal-hal yang benar-benar aku butuhkan. Konsep ini menantang kita untuk berpikir ulang soal kenyamanan, efisiensi, dan gaya hidup.

Di kota besar yang makin padat, micro unit hadir bukan sebagai kompromi, tapi sebagai alternatif cerdas. Dan buatku, ini adalah bukti bahwa ruang kecil bisa menghadirkan hidup yang besar.

Baca juga artikel berikut: Cluster Urban Lifestyle: Hidup Dinamis dalam Komunitas Modern

Author