JAKARTA, incaresidence.co.id – Bohemian Living—kamu pasti udah sering dengar istilah ini, kan? Awalnya aku sendiri sempat bingung, memang beneran bisa ya, konsep tinggal santai kayak di Pinterest itu diterapin di rumah yang penuh barang dari zaman kuliah? Tapi setelah beberapa kali trial and error, akhirnya aku nemu vibe yang pas buat aku dan keluarga. Jujur, Bohemian Living itu bukan cuma soal tumpukan karpet motif warna-warni atau bantal dengan fringe kece. Lebih dari itu, ini soal kebebasan berekspresi lewat rumah sendiri, tanpa takut dicap “terlalu ramai” atau “enggak matching”.
Apa sih Bohemian Living itu?
Jadi, Bohemian Living itu menurut aku adalah cara menikmati rumah dan hidup tanpa banyak aturan kaku. Gaya boho (singkatan dari Bohemian) identik sama kebebasan mengekspresikan selera, ngumpulin barang yang unik, dan sering kali hasil hunting di pasar-pasar vintage atau bahkan Seputar Residence bisa juga jadi inspirasi buat mix and match vibe boho.
Dulu, aku kira boho itu cuma tumpuk-tumpuk warna. Ternyata, setelah nyobain, kunci utamanya adalah kenyamanan dan cerita pada tiap sudut rumah. Kalau kamu suka kumpulin pajangan hasil traveling, tekstil etnik, tanaman, atau bahkan furniture tua yang kece, berarti kamu cocok banget sama Bohemian Living.
Pengalaman Gagal & Pelajaran Berharga
Awal banget coba-coba, aku tuh terlalu semangat pas ornamen boho masukin ke hampir setiap sudut rumah. Beli karpet tribal, bantal motif geometris, pajangan kayu, pokoknya apapun yang aku anggap “boho”. Hasilnya? Bukannya homey, malah jadi kayak toko oleh-oleh berjalan. Duh! Nggak betah sama hasilnya, kok malah sumpek dan ribet dibersihin.
Dari kegagalan itu, aku belajar: less is more. Fokus ke beberapa elemen utama yang benar-benar kamu suka dan relate sama kepribadianmu. Boho bukan berarti random, tapi lebih ke curated chaos—inilah seninya. Jadi, aku mulai pilah-pilih. Misal, aku suka bunga kering, karpet Maroko, dan lukisan penuh warna. Nah, aku pilih itu aja dulu buat fokus. Sisanya? Tunggu sampe benar-benar yakin mau ditambahin.
Tips Bohemian Living Biar Rumah Nggak Kelihatan “Ribet”
- Pilih Palet Warna Dasar: Seputar decor boho, pilih warna earth tone kayak beige, krem, hijau zaitun, coklat, lalu tambahin aksen warna bold di bantal atau pajangan.
- Tanaman Adalah Kunci: Nggak usah takut ruangan sempit. Satu atau dua tanaman segar atau bahkan kaktus mini udah cukup buat bikin homey dan vibe boho makin terasa.
- Mix Motif Tapi Sepadan: Gabung beberapa motif asalkan masih ada benang merahnya. Misal, tone warnanya masih satu keluarga, atau ukuran motifnya nggak semua besar.
- Cari Barang Bermakna: Setiap barang ada cerita. Misalnya, keranjang anyaman dari kampung, pajangan hadiah sahabat, atau bantal hasil DIY pas pandemi kemarin.
Insight Valuable Biar Dekorasi Bohemian Living Awet & Nggak Over Budget
Pernah, aku malah boncos banget, padahal niatnya cuma upgrade sedikit. Aku tuh gampang banget kalap liat promo interior atau liat “inspirasi boho” di Instagram. Saran aku, tentuin budget dari awal. Kalau bisa, lebih baik cari barang preloved atau DIY aja. Banyak kok tutorial bikin macrame gantung atau cushion cover lucu-lucu. Seputar Residence juga sering jadi sumber inspirasi aku buat nemuin spot cozy dan ide multifungsi ruang ala bohemian yang keren.
Kalau kamu belum yakin sama satu konsep, pakai saja tekstil yang mudah diganti. Kayak sarung bantal, throw blanket, atau karpet kecil—jadi nggak nyesel kalau tiba-tiba mood berubah.
Kesalahan Umum Saat Menerapkan Boho Style (dan Cara Aku Ngeatasinnya!)
- Lupa Fungsionalitas: Banyak yang terlalu fokus ke estetika. Aku pun gitu—akhirnya meja kerja “jadiin” lemari pajangan, malah nggak ada space buat kerja! Mulai sekarang, pastikan tiap area tetap berfungsi.
- Kebanyakan Barang: Niatnya biar rumah kelihatan penuh cerita, eh jadi pamer koleksi doang. Resikonya? Berantakan dan susah bersihin.
- Terlena Tren: Bohemian Living itu seni personalisasi, bukan sekedar ngikutin trend. Pilih yang benar-benar kamu suka dan ada nilai sentimentalnya.
Biar Nggak Bosan, Tambah Aksen Lokal!
Bohemian Living itu justru paling keren pas digabung sama unsur lokal. Nggak perlu takut padukan kain tradisional Indonesia kayak tenun, batik, atau songket di beberapa sudut rumah. Aku pernah tempelin kain batik jadi wall art—hasilnya, banyak banget yang muji tiap main ke rumah. Unik, beda, dan tetap berasa boho.
Beda Bohemian Living vs. Gaya Lain
Banyak yang masih salah kaprah, kira boho itu mirip shabby chic atau rustic. Padahal beda, lho! Boho itu lebih bebas, nggabungin banyak motif, warna, dan tekstur. Kalau kamu suka sesuatu yang personal, penuh memori, dan berani beda, Bohemian Living jelas harus banget dicoba. Seputar Residence, aku suka lihat paduan boho sama industrial, jadi rumah terasa edgy tapi cozy.
Aku Rekomen: Inspirasi Boho yang Bisa Langsung Dicoba
- Tambah rug motif etnik di ruang tamu.
- Pajang dreamcatcher atau makrame di dinding kosong.
- Mix bantal warna solid & motif.
- Satu pojok penuh tanaman gantung + lampu temaram.
- Galeri foto polaroid & postcard travel favorit.
- Buku-buku ditumpuk acak, jadi dekorasi plus nggak terlalu niat tapi tetep artsy.
Data dan Fakta: Kenapa Bohemian Living Digemari?
Berdasarkan survey Pinterest 2023, pencarian ‘bohemian decor ideas’ naik sampai 43% selama pandemi. Kebanyakan orang cari suasana santai dan nyaman, apalagi sejak banyak aktivitas dialihkan ke rumah. Jadi, honestly, tren boho ini makin naik daun karena kebutuhan buat “cocooning”—menciptakan spot nyaman versi sendiri di rumah maSeputar Residence juga ngasih efek healing vibes alami di tengah rutinitas.
Bohemian Living: Bukan Cuma Gaya, Tapi Cara Nyaman Menikmati Hidup
Aku pribadi ngerasa rumah sekarang jadi makin ‘gue banget’. Meskipun jauh dari sempurna atau estetis kayak majalah, tapi tiap sudutnya punya cerita. Bohemian Living ajarin aku biar nggak takut eksperimen, lebih menghargai keragaman, dan (paling penting!) berani tampil beda.
Kalau kamu lagi galau cari inspirasi rumah, cobain deh sentuhan Bohemian Living. Udah pasti, rumah jadi lebih seru, penuh warna, comfy, dan worth banget buat quality time sendiri atau bareng keluarga. Jangan takut explore, jangan ikut-ikutan orang—mulai dari barang yang kamu punya dulu, lalu tambahin sedikit demi sedikit. Nggak perlu buru-buru, just enjoy the process.
Bacalah artikel lainnya: Luxury Penthouse: Pengalaman Gengsi & Tips Anti Kecolongan
