Jakarta, incaresidence.co.id – Tahun 2020, saat pandemi masih jadi topik utama di televisi, seorang buruh pabrik di Bekasi bernama Ahmad merasa mimpi punya rumah semakin jauh. Gaji UMR, cicilan motor, dan biaya harian membuat KPR konvensional tampak mustahil. Tapi lewat program pemerintah bernama Sistem FLPP, harapan itu kembali menyala.
Satu tahun kemudian, Ahmad dan istrinya pindah ke rumah tipe 36/72 di pinggir kota, dengan cicilan tak lebih dari Rp 1 juta per bulan. “Nggak nyangka. Tadinya pasrah numpang terus di mertua,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Cerita seperti Ahmad bukan satu dua. Sudah ratusan ribu keluarga Indonesia terbantu dengan FLPP, sebuah sistem pembiayaan yang tak banyak dipahami tapi punya pengaruh besar dalam peta perumahan nasional.
Apa Itu Sistem FLPP dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Sebelum bicara teknis, kita perlu tahu dulu makna di balik tiga huruf penting ini: FLPP.
FLPP Adalah…
FLPP singkatan dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, yaitu program pembiayaan KPR subsidi dari pemerintah yang bertujuan membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah layak dan terjangkau.
Program ini digagas sejak 2010 oleh Kementerian PUPR melalui BP Tapera (sebelumnya dikenal dengan PPDPP), dengan skema kemitraan bersama bank-bank pelaksana yang ditunjuk secara resmi.
Cara Kerja FLPP
-
Pemerintah menyediakan dana likuiditas jangka panjang.
-
Bank pelaksana menyalurkan KPR ke masyarakat dengan bunga tetap 5% selama tenor maksimal 20 tahun.
-
Cicilan rumah menjadi lebih ringan dan stabil.
-
Bank mendapat jaminan likuiditas dan risiko pembiayaan yang lebih rendah.
Secara sederhana: pemerintah yang “menalangi” sebagian dana bank, agar bank bisa memberi bunga rendah dan tetap untung.
Syarat, Prosedur, dan Simulasi Nyata Menggunakan FLPP
Banyak masyarakat belum paham bahwa FLPP bukan cuma subsidi bunga, tapi juga mencakup kemudahan proses dan proteksi risiko. Tapi, tentu ada syarat dan alurnya.
Syarat Utama KPR FLPP
- WNI, minimal usia 21 tahun atau sudah menikah
- Penghasilan maksimal Rp 4 juta (rumah tapak) dan Rp 8 juta (rumah susun)
- Belum pernah punya rumah
- Belum pernah menerima subsidi perumahan pemerintah
- Masa kerja minimal 1 tahun
- Punya NPWP dan SPT tahunan PPh orang pribadi
Proses Pengajuan
- Pilih rumah subsidi yang terdaftar di Sistem SiKasep (Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan)
- Pilih bank pelaksana yang bekerja sama dengan FLPP
- Lengkapi dokumen: slip gaji, KTP, KK, surat keterangan kerja
- Bank memverifikasi dan melakukan BI checking
- Jika lolos, bank dan pengembang menjadwalkan akad kredit
- Kunci rumah diserahkan—selamat, kamu punya rumah!
Simulasi Cicilan FLPP
Misal:
- Harga rumah: Rp 150 juta
- Uang muka: 10% (Rp 15 juta)
- Plafon KPR: Rp 135 juta
- Tenor: 20 tahun
- Bunga: 5% flat
- Maka cicilan bulanan ± Rp 990 ribuan.
Dibanding KPR konvensional bunga floating 8–11%, FLPP jelas lebih ramah bagi MBR.
Dampak FLPP bagi Sektor Perumahan Nasional
Program FLPP bukan hanya membantu keluarga seperti Ahmad. Ia juga berdampak sistemik terhadap ekonomi makro, sektor konstruksi, dan pemenuhan hak dasar rakyat.
1. Mendorong Pertumbuhan Properti dan Konstruksi
Dengan adanya permintaan rumah subsidi yang tinggi, pengembang skala kecil-menengah mendapat dorongan untuk membangun proyek baru. Ini menciptakan multiplier effect pada sektor:
- Bahan bangunan
- Tenaga kerja konstruksi
- Transportasi logistik
- Jasa notaris dan perbankan
Data dari BP Tapera menunjukkan bahwa hingga akhir 2024, sudah lebih dari 1 juta unit rumah terealisasi lewat skema FLPP. Proyeksi 2025? Menembus 1,5 juta unit.
2. Mengurangi Backlog Perumahan
Indonesia memiliki backlog perumahan sekitar 12 juta unit. FLPP menjadi salah satu alat konkret untuk mempercepat pengurangan backlog ini secara masif.
Tanpa bantuan likuiditas dari pemerintah, bank cenderung enggan memberi KPR ke segmen berpenghasilan rendah karena dianggap berisiko tinggi.
3. Mendorong Digitalisasi dan Transparansi
Sistem SiKasep dan SiKumbang dari BP Tapera memungkinkan pemohon mengecek rumah subsidi dan status pengajuan secara online, transparan, dan real-time. Ini mencegah praktik mafia tanah, manipulasi data, dan percaloan yang marak dulu.
Tantangan dan Masa Depan FLPP di Tengah Perubahan Ekonomi
Sehebat apapun program pemerintah, selalu ada tantangan di lapangan. FLPP pun tak luput dari kritik dan dinamika.
Tantangan Implementasi
- Kualitas Rumah Subsidi
Masih banyak laporan bahwa rumah subsidi dibangun dengan material seadanya, lokasi terpencil, dan fasilitas terbatas. - Spekulan dan Rumah Kedua
Ada oknum yang menyalahgunakan FLPP untuk beli rumah kedua, lalu disewakan. - Keterbatasan Lahan
Harga tanah terus naik, membuat pengembang kesulitan memenuhi harga rumah subsidi yang diatur ketat oleh pemerintah. - Perubahan Skema Subsidi
Di masa depan, subsidi bunga bisa digantikan dengan subsidi selisih margin (SSM) atau skema berbasis kontribusi Tapera. Ini menuntut sosialisasi besar-besaran.
Masa Depan FLPP dan Peran Tapera
Saat ini, FLPP dikelola oleh BP Tapera (Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat). Ke depan, dana FLPP akan digabung dengan dana Tapera yang berasal dari potongan gaji pekerja.
Artinya, setiap pekerja formal yang jadi peserta Tapera akan punya peluang mendapatkan pembiayaan rumah dengan skema lebih adil dan jangka panjang. Bukan hanya subsidi untuk sekarang, tapi sistem tabungan nasional untuk generasi berikutnya.
Inovasi yang Bisa Didorong
-
FLPP untuk Rumah Ramah Lingkungan
Misalnya rumah subsidi dengan panel surya, septic tank tertutup, atau sistem daur ulang air. -
FLPP untuk Pekerja Informal
Saat ini mayoritas peserta FLPP adalah pekerja formal. Padahal, jutaan pekerja sektor informal juga butuh rumah. Pemerintah perlu merancang skema verifikasi yang inklusif tapi tetap akuntabel.
Penutup: FLPP, Lebih dari Sekadar Program—Ini Tentang Mimpi yang Jadi Nyata
Bagi banyak orang, rumah bukan sekadar bangunan. Ia adalah lambang pencapaian, tempat tumbuh anak-anak, dan simbol keamanan hidup.
Sistem FLPP telah menjadi jembatan nyata antara mimpi dan kenyataan itu. Ia bukan program sempurna, tapi ia hidup, bergerak, dan berkembang bersama kebutuhan rakyat.
Kalau negara ingin membuktikan bahwa kesejahteraan bukan sekadar kata di buku pidato, maka FLPP adalah contoh paling konkret bahwa kehadiran negara itu nyata, sampai ke pintu rumah orang biasa.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Seputar Residence
Baca Juga Artikel dari: Headboard: Kunci Estetika & Nyamanin Kamar Kamu