Beberapa tahun lalu, saya sempat kelimpungan ketika mulai cari rumah. Bukan karena nggak ada pilihan—justru sebaliknya, terlalu banyak tipe rumah residence yang ditawarkan oleh pengembang, mulai dari tipe 36, 45, 60, 90, sampai cluster-cluster dengan nama yang dibuat semewah mungkin: The Gardenia, The Magnolia, The Whatever.
Waktu itu saya pikir, “Tinggal pilih yang ukurannya besar, kan?” Tapi ternyata nggak sesimpel itu. Tipe rumah yang kamu pilih bakal sangat menentukan kenyamanan hidupmu sehari-hari, cicilan bulanan, hingga kemungkinan renovasi ke depan. Karena itulah saya tulis artikel ini: sebagai panduan komplet bagi kamu yang lagi galau milih tipe rumah residence, biar nggak salah pilih dan menyesal di kemudian hari.
Kenapa Harus Tahu Tipe Rumah Residence?
Sebelum kamu jatuh cinta sama rumah contoh yang wangi dan tertata rapi itu, pahami dulu satu hal penting: tipe rumah residence bukan cuma soal ukuran bangunan. Ia juga mencakup luas tanah, layout, kemungkinan renovasi, hingga karakter lingkungan clusternya.
Setiap orang punya kebutuhan berbeda. Pasangan muda, keluarga dengan dua anak, pekerja remote, atau orang tua pensiunan tentu punya ekspektasi berbeda terhadap rumah impian seputar residence mereka.
Memilih rumah yang tidak sesuai kebutuhan bisa bikin kamu stres dalam jangka panjang. Kamar terasa sempit, nggak ada ruang kerja, atau parkir mepet. Semua itu bisa dihindari kalau kamu tahu tipe rumah residence mana yang cocok.
Tipe Rumah Residence yang Umum di Indonesia
Berikut adalah tipe rumah residence paling umum yang sering ditawarkan developer, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya berdasarkan pengalaman saya dan riset lapangan.
1. Tipe 21 dan 27 – Mini Tapi Fungsional
Biasanya ditujukan untuk pasangan baru menikah atau investor properti sewa. Dengan luas bangunan sekitar 21–27 m² dan luas tanah sekitar 60–72 m².
Kelebihan:
-
Harga relatif terjangkau
-
Cocok untuk pasangan muda atau tinggal sendiri
-
Mudah dirawat
Kekurangan:
-
Ruang sangat terbatas
-
Sulit menambah ruangan tanpa renovasi besar
-
Kurang cocok untuk keluarga dengan anak
Kalau kamu sedang membangun portofolio properti untuk investasi, tipe ini bisa jadi awal yang bagus.
2. Tipe 36 – Favorit Pasangan Muda
Luas bangunan 36 m² di atas tanah 72–90 m². Biasanya terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, dan ruang tamu kecil.
Kelebihan:
-
Masih terjangkau, cicilan ringan
-
Cocok untuk keluarga kecil
-
Bisa direnovasi bertahap
Kekurangan:
-
Ruang gerak terbatas jika anak bertambah
-
Terkadang desainnya tidak fleksibel untuk perubahan layout
Ini tipe rumah residence pertama yang saya incar dulu, tapi akhirnya saya lewatkan karena ingin ruangan kerja dingdongtogel khusus.
3. Tipe 45 – Seimbang dan Nyaman
Dengan luas bangunan 45 m², biasanya rumah ini punya 2 kamar tidur cukup luas, carport, dan lahan sisa untuk taman kecil.
Kelebihan:
-
Cukup nyaman untuk keluarga dengan 1–2 anak
-
Ruang lebih lega
-
Potensi renovasi lumayan
Kekurangan:
-
Harga mulai naik signifikan
-
Beberapa layout masih terasa “nanggung”
Tipe ini pas banget buat kamu yang ingin rumah “permanen pertama” tanpa harus langsung beli yang besar.
4. Tipe 60 dan 70 – Kategori Menengah Nyaman
Mulai masuk tipe rumah residence kelas menengah. Biasanya memiliki 3 kamar tidur, ruang keluarga, dapur yang lebih luas, bahkan halaman belakang.
Kelebihan:
-
Ideal untuk keluarga dengan anak remaja
-
Bisa punya ruang kerja atau hobi
-
Layout fleksibel
Kekurangan:
-
Harga tanah dan cicilan meningkat
-
Perlu perencanaan budget yang matang
Kalau kamu kerja dari rumah atau punya bisnis rumahan, tipe ini sangat cocok.
5. Tipe 90 dan Ke Atas – Premium dan Luas
Sudah masuk kategori tipe rumah residence mewah. Cocok untuk kamu yang ingin hunian prestisius dengan ruang lega.
Kelebihan:
-
Banyak kamar dan ruang multifungsi
-
Bisa punya halaman luas atau kolam kecil
-
Layout arsitektur bisa sangat estetis
Kekurangan:
-
Pajak dan perawatan mahal
-
Tidak cocok untuk semua kalangan
Banyak teman saya yang beli tipe ini justru memakainya sebagai rumah kedua atau villa keluarga.
Tipe Rumah Residence Cluster, Townhouse, atau Kavling?
Selain ukuran rumah, kamu juga harus paham jenis komunitasnya. Tiap kategori punya kelebihan sendiri.
🔹 Cluster
Biasanya punya keamanan 24 jam, gerbang satu akses, dan desain rumah seragam. Cocok untuk keluarga muda yang ingin lingkungan aman dan modern.
🔹 Townhouse
Cenderung eksklusif, jumlah unit terbatas, dan desain lebih estetis. Harga lebih mahal tapi cocok buat kamu yang ingin suasana “boutique” dan privat.
🔹 Kavling
Biasanya dijual tanpa bangunan. Cocok untuk kamu yang ingin desain rumah sendiri dari nol.
Saya pribadi memilih cluster karena rasanya lebih nyaman untuk tinggal dengan anak kecil, plus sistem keamanan dan kebersihannya terjaga.
Faktor Penting dalam Memilih Tipe Rumah Residence
Berikut beberapa pertimbangan tambahan yang menurut saya wajib diperhatikan:
1. Jumlah Penghuni
Hitung berapa penghuni tetap. Ada yang perlu kamar khusus? Misalnya orang tua yang kadang menginap, atau ART yang tinggal bersama.
2. Aktivitas Sehari-hari
Kalau kamu kerja dari rumah, butuh ruang kerja yang tenang. Kalau suka masak, perhatikan dapurnya. Suka berkebun? Pilih yang punya lahan hijau.
3. Kemungkinan Renovasi
Lihat apakah desain rumah bisa dikembangkan ke atas atau ke belakang.
4. Arah Bangunan dan Sinar Matahari
Rumah yang menghadap timur atau barat akan terasa beda panasnya. Ini penting buat kenyamanan dan efisiensi listrik.
5. Anggaran dan KPR
Jangan sampai biaya cicilan mengorbankan kebutuhan hidup lain. Idealnya cicilan rumah maksimal 30% dari penghasilan bulanan.
Tipe Rumah Residence Berdasarkan Gaya Hidup
Karena saya tahu tiap orang unik, berikut beberapa skenario gaya hidup dan tipe rumah residence yang mungkin cocok:
-
Freelancer / Remote Worker: Tipe 45 atau 60 dengan ruang kerja pribadi
-
Pasangan Baru Nikah: Tipe 36, praktis dan ekonomis
-
Keluarga Besar: Tipe 70 ke atas atau townhouse
-
Investor Properti: Tipe 21 atau 27 untuk disewakan
-
Pensiunan: Tipe 45 satu lantai yang ramah lansia
Tips Saya Saat Survey Tipe Rumah Residence
-
Datangi rumah saat siang dan malam hari.
Kamu akan tahu tingkat kebisingan dan pencahayaan alami. -
Tanya tetangga sekitar (kalau ada).
Mereka sumber info jujur tentang banjir, keamanan, dan pelayanan developer. -
Bawa meteran atau aplikasi pengukur.
Jangan percaya brosur, ukur langsung. -
Cek potensi pengembangan.
Apakah lahan cluster masih kosong? Apa akan dibangun taman, ruko, atau sekolah? -
Simulasi KPR dan biaya bulanan.
Termasuk IPL (iuran lingkungan), biaya air, listrik, dan keamanan.
Penutup: Rumah yang Cocok, Hidup yang Nyaman
Memilih tipe rumah residence bukan cuma soal meter persegi. Ini soal hidup yang kamu inginkan. Rumah yang pas akan bikin kamu betah, produktif, dan lebih rileks. Rumah yang terlalu besar bisa jadi beban. Dan rumah yang terlalu kecil bisa bikin stres.
Lakukan riset, kunjungi banyak tempat, dan jangan buru-buru. Rumah adalah keputusan jangka panjang. Dan percaya deh, kalau kamu menemukan rumah yang sesuai kebutuhan dan gaya hidupmu, itu akan terasa banget setiap kali kamu pulang dari kerja dan membuka pintu depan.
Selamat mencari rumah impian!
Baca juga artikel berikut: Denah Rumah Minimalis: Tata Ruang Simpel dan Fungsional